Jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan
lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap
layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen
pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.
Jahe banyak dipasarkan dalam bentuk jahe
segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran. Selain jahe
segar, terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, di
antaranya:
- Jahe Kering; adalah potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis (digebing). Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.
- Jahe Awetan; adalah hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.
- Jahe Oleoresin; adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.
- Jahe Bubuk; adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.